|
Hoshino Ai © Doga Kobo |
Tampil perdana dengan episode pertama bagai
film, Oshi no Ko sukses mencuri perhatian banyak penonton saat anime musim
Spring 2023 dimulai. Oshi no Ko merupakan adaptasi anime dari manga karya
tulisan Aka Akasaka (Kaguya-sama) dan diilustrasikan Mengo Yokoyari (Kuzu no
Honkai). Manga tersebut juga pernah mendapatkan sebuah penghargaan di acara
Next Manga Award kategori cetak pada tahun 2021.
Anime Oshi no Ko mengadaptasi 4 arc awal di
manganya dengan animasi yang lumayan dan visual memukau selama 11 episode.
Studio animasi Doga Kobo (Nozaki-kun, Plastic Memories, Senpai ga Uzai, dll)
bisa aku anggap berhasil di berbagai aspek adaptasi anime ini dan kini pun
season 2 nya sudah diumumkan tepat setelah season pertama animenya berakhir.
Lagu openingnya dibawakan oleh Yoasobi.
Opening yang berjudul ‘Idol’ itu berhasil menjadi earworm banyak orang saat
animenya tayang. Endingnya dibawakan oleh Queen Bee. Lagu berjudul
‘Mephisto’ itu pun berhasil menjadi meme yang mana menggunakan lantunan
awalnya sebagai penutup adegan sedramatis mungkin.
|
Hoshino Ruby © Doga Kobo |
Cerita dibuka oleh Hoshino Ai, seorang Idol
ternama yang kemudian mati dibunuh salah satu fansnya usai mengetahui dia
melahirkan dua anak kembar. Kedua anak itu ternyata adalah reinkarnasi dari
dua sosok yang mengaguminya. Seorang dokter di kota kecil dan pasiennya yang
mengidap penyakit kanker. Cerita kemudian membawa penonton dalam perjalanan
hidup baru mereka usai kematian sang ibu. Hoshino Ruby, gadis yang selalu
mengagumi kilau performa Ai, dan bermimpi menjadi Idol demi menggapai
panggung bintang yang ia damba. Hoshino Aquamarine, nantinya akrab dipanggil
Aqua, bertekad memasuki dunia entertainment sebagai aktor, tempat di mana Ai
menemukan cintanya, dan juga tempat yang ia yakini akan bertemu dengan
ayahnya, seseorang yang diduga mengutus seorang fans Ai untuk membunuhnya.
Alur cerita membawakan naratif yang tak
membosankan untuk disaksikan. Penonton disuguhkan intrik drama yang menarik,
misteri untuk dipecahkan, dunia hiburan yang tak seindah penampilannya, dan
berbagai waifu karakter untuk ditonton aksinya.
|
Arima Kana © Doga Kobo |
Aspek visual dari adaptasi studio Doga
Kobo tak hanya memanjakan mata dengan perpaduan warna yang apik, tapi juga
berhasil menangkap nuansa cerita dan hati karakter di dalamnya. Contohnya
seperti di episode 8, di mana karakter bernama Arima Kana (best girl no debat) sedang menuju sekolah tetapi pewarnaan sekitarnya abu-abu. Warna cerah
baru memasuki layar begitu Kana dipanggil Aqua untuk ikut dirinya bolos
sekolah.
Aspek animasi pun tak kalah bagusnya.
Hanya saja, aku sendiri sebenarnya berharap animasi
body languange nya diperbanyak. Sebelum diumumkan Doga Kobo sebagai
studio animasinya, aku sempat menganggap studio feel. atau A-1 Pictures
yang akan mengerjakan adaptasi animenya. Kenapa studio feel.? Saat membaca
manganya, aku selalu membayangkan bagaimana mulusnya semua karakter ini
diperagakan dalam animasi jikalau nanti dapat adaptasi anime, dan studio
feel. kurasa mampu untuk mewujudkan hal tersebut dilihat dari bagaimana
mereka mengerjakan anime Hinamatsuri dan Oregairu season 2 dan 3. Dan
kenapa A-1 Pictures? Simpel saja. Karena karya Aka Akasaka sebelumnya
yakni Kaguya-sama, digarap oleh mereka selama 3 season dan 1 movie, dan
plis semoga dilanjut sampai ending manganya. Adapun rasa kurang di aspek
animasi saat aku nonton episode 2, saat karakter sutradara sedang
menceramahi Aqua. Pengisi suara dari sutradara tersebut terdengar keras
dan dramatis, namun yang dianimasikan hanyalah mulutnya saja. Kekurangan
yang sangat minor memang, tapi entah kenapa suka stuck di
pikiranku. Toh selain itu, bagiku sudah tidak ada lagi aspek animasi yang
kurang selain yang tadi kutulis, yaitu mengharapkan
body language nya diperbanyak.
|
Kurokawa Akane © Doga Kobo |
Jujur, aku kurang suka dengan bagaimana
karakter Aqua ditulis. Padahal dulunya hanya seorang dokter lulusan
universitas ternama yang kerja di kota kecil, tapi setelah reinkarnasi
dan Ai dibunuh, sifatnya berubah hampir seperti Light (Death Note) versi
kw. Apalagi saat semua adegan tentang mencari identitas ayahnya,
lagaknya yang too serious and sometimes edgy terasa ada hanya
demi memajukan cerita. Lalu Ruby, adik kembarnya, digambarkan sebagai
karakter ceria dan tak kenal menyerah demi mencapai mimpinya menjadi
seorang Idol apa pun caranya, in a positive way of course. Karena
kalau tidak, Aqua akan ‘melindunginya’ dari tiap masa depan yang
berpotensi mengakhiri nyawa sang adik seperti sang ibu, Ai. Ibu mereka,
Hoshino Ai, ditulis sedemikian rupa dari karismanya yang membuat banyak
orang kagum dan bakatnya yang piawai. Meskipun sudah tiada, tetapi
kehadirannya masih terasa hingga episode terakhir.
Karakter-karakter lain juga tak kalah
asyik. Ada Arima Kana, aktor cilik berbakat yang jam tayangnya semakin
menurun seiring dia tumbuh dewasa, lalu ‘dipaksa’ si kembar, lebih
tepatnya Aqua, untuk menjadi salah satu anggota grup Idol yang Ruby
buat. Kurokawa Akane, aktris berbakat lainnya yang tergabung dalam
perusahaan Teater dan karakter yang digunakan di cerita ini sebagai
korban cyber bullying perkara aktingnya di acara
reality show. Mem-Cho, anak youtuber yang memalsukan
umurnya agar masih bisa bergaul dengan yang muda, lalu diungkap memiliki
mimpi menjadi Idol, tapi karena umurnya, dia tidak bisa ikut agensi Idol
mana pun sampai Aqua (lagi-lagi) menawarkannya untuk masuk ke grup Idol
Ruby.
Masih banyak lagi karakter-karakter yang
diperkenalkan di cerita ini. Dari
TV Show, Reality Show, Youtuber, perfilman, lalu teman-teman
kelas Ruby. Di antaranya yang menonjol, baik dari screentime dan
body nya adalah Miyako. Istri dari manajer Ai dan kini memegang
posisi sebagai direktur agensi yang menaungi grup Idol Ai dan Ruby dan
beberapa content creator online. Miyako juga berperan sebagai ibu
angkat Aqua dan Ruby setelah kematian Ai.
She is not just a stepmother, she is a mother that stepped up. Best
mom, indeed.
|
Mem-Cho (kiri), Arima Kana (tengah), Hoshino Ruby (kanan) © Doga Kobo |
Bisa disimpulkan bahwa seri anime
bergenre drama dengan bumbu supernatural dan misteri yang bertemakan
industri hiburan ini cukup bagus untuk disaksikan. Selain dapat
menyaksikan bagaimana industri hiburan bekerja di belakang layar,
tetapi cerita juga menyuguhkan sedikit kritik terhadap industri
tersebut melalui kehidupan karakter-karakter di dalamnya.
Rating pribadi: 8/10
(Rating hanyalah bias, semua bisa menjadi mahakarya jika semesta
memang mengizinkan)
0 Komentar